Senin, 10 Desember 2007

egois



kita sering mendengar kata-kata egois dalam kehidupan kita. egois sering diungkapkan karena merasa diperlakukan tidak adil, hak-hak kita dirampas, atau kepentingan kita tidak diakomodasi. Egois adalah sikap yang hanya mengejar kepentingan sendiri maupun kesenangan sendiri, tanpa memperhatikan kepentingan orang lain. padahal kalau kita merenung sejenak, banyak sebenarnya perilaku kita sehari-hari yang egois tetapi kita tidak merasa bahwa kita egois. kita terlalu sibuk menuduh orang lain egois..

kita sering berteriak kencang dengan komentar yang pedas apabila ada yang menggaji buruh dibawah UMR tetapi kita sendiri menggaji pembantu dirumah kita masih dibawah kewajaran. kita selalu minta orang lain menghargai kita tapi kita sendiri kurang menghargai orang lain. kita marah apabila orang lain tidak mau membantu kita, tetapi kita tidak pernah membantu orang lain. dan masih banyak sikap kita yang egois..



akhir-akhir ini banyak orang mulai memikirkan ketahanan finansial dalam pengelolaan keuangan keluarganya. banyak cara yang ditempuh, antara lain : dengan menabungkan uang di bank, deposito, asuransi, atau dengan membeli properti. menurut saya cara-cara seperti itu adalah cara-cara egois dalam pengelolaan keuangan, karena cara tersebut menguntungkan kita dan kurang dirasa manfaatnya bagi orang lain.


banyak cara untuk melipatgandakan uang kita tanpa cara-cara yang egois seperti diatas. cobalah kita lihat disekitar kita, masih banyak saudara-saudara kita yang mempunyai usaha tetapi modal kurang atau mereka punya keahlian tapi tidak punya modal dan mereka tidak bisa meminjam karena tidak masuk kriteria untuk mendapatkan pinjaman. pernahkah anda berpikir untuk membantunya? pernahkah anda berpikir bahwa membantu mereka itu hasilnya malah jauh melampaui deposito bank? pernahkah kita berpikir bahwa membantu mereka akan membuat kita dihargai orang (minimal orang yang kita bantu)?


saya pernah membeli rumah seharga 135 jt dan saya pinjam ke bank 85 jt dengan cicilan perbulan sekitar 1,3 jt meskipun saat itu saya bisa membayar lunas. uang 85jt itu saya gunakan untuk modal usaha bersama counter HP dengan keuntungan 50:50 dan hasilnya jauh melebihi cicilan perbulan.

kalau kita renungkan banyak keuntungannya:

1. cicilan rumah 1,3 jt lancar bahkan masih ada sisanya
2. uang 85jt sebagai modal tetap
3. yang menjalankan merasa senang karena mendapat hasil yang lebih tinggi dan merasa adil
4. membuka lapangan kerja baru
5. menambah relasi dan lebih dihargai orang


ada lagi cerita kawan saya yang membantu pemulung dengan modal 10 jt dan pemulung tersebut memberi bagi hasilnya 500 ribu per minggu. coba kita bandingkan dengan deposito?? sangat jauh bukan..


jadi janganlah egois.. mulailah memikirkan saudara-saudara kita... mari kita sejahtera bersama..

comfort zone


saya baru pindah kerja ke Bandung dan keluarga saya masih di Purwokerto, sehingga setiap hari Jum'at saya pulang ke Purwokerto. tak terasa sudah lebih dari 6 bulan saya menjalani. saya tidak hendak bercerita tentang betapa capeknya badan ini, tetapi itulah buah dari ketidakmauan untuk segera berubah. Merasa sudah sedemikian mapan dan nyaman menjadikan kita sulit untuk berubah, padahal kondisi yang ada apabila kita biarkan akan semakin berat.
ada tiga zona yang dalam diri kita :
1. comfort zone
2. learning zone
3. danger zone

comfort zone adalah kondisi kenyamanan, kemapanan, dan hal-hal yang menyenangkan kita yang menyebabkan kita tidak mau berubah, tidak mau hijrah, sampai tidak mau belajar lagi.

learning zone adalah kondisi kita yang merasa perlu untuk menyesuaikan zaman, perlu untuk berubah, belajar hal-hal baru, perlu untuk transformasi sehingga bisa menyesuaikan kemajuan zaman, tidak gaptek, bahkan mungkin bisa memimpin perubahan.

danger zone adalah kondisi yang membahayakan apabila kita laksanakan atau kita jalani, misalnya saja kita tidak bisa nyetir tetapi kita mengendarai truk dijalanan, dsb.

bisa jadi dulu kita sudah nyaman jalan kaki karena kita hanya bisa jalan kaki dan akan menjadi danger apabila kita naik sepeda, tetapi kita terus belajar maka setelah itu kita jadi nyaman naik sepeda dan naik sepeda bukan lagi danger, dan seterusnya..

belajar/ learning zone sangat penting dalam merubah kondisi sesuatu masalah dari yang tadinya bahaya menjadi comfort. belajarlah yang akan menambah wawasan dan ketrampilan kita sehingga zone kita akan menjadi semakin luas..

maka buatlah learning zone setiap saat, sehingga kita akan terus bertumbuh..